
File foto menunjukkan perahu nelayan Iran. FOTO: PersTV
Seorang nelayan Iran ditembak mati oleh penjaga pantai Saudi pada hari Sabtu yang menuduhnya memasuki perairan Saudi, kata kementerian dalam negeri Iran, sehingga memicu ketegangan antara dua negara yang bersaing di kawasan tersebut.
“Dua kapal nelayan berada di Teluk Persia dan tersesat akibat gelombang tinggi. Penjaga pantai Saudi mengatakan kapal-kapal itu memasuki perairan Saudi dan membunuh salah satu nelayannya,” kata Majid Aghababaie, kepala urusan perbatasan di kementerian dalam negeri, dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh media Iran.
Dia mengatakan tidak jelas apakah kapal-kapal nelayan tersebut tersesat di perairan Saudi dan pihak berwenang Iran sedang berusaha untuk membuktikan faktanya.
“Bahkan jika kapal-kapal tersebut memasuki perairan Saudi, penjaga pantai tidak berwenang melepaskan tembakan,” tambah Aghababaie.
Bahram Ghassemi, juru bicara Kementerian Luar Negeri, mengeluarkan pernyataan serupa.
Kantor berita resmi Iran, IRNA, kemudian mengutip Aghababaie yang mengatakan salah satu perahu itu hilang.
“Kami belum mendapat kabar tentang salah satu kapal itu,” katanya.
Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Arab Saudi yang dipimpin Sunni dan saingan beratnya Iran.
Ketegangan berkobar setelah dua serangan terhadap parlemen dan kuil pemimpin revolusioner Ayatollah Ruhollah Khomeini di Teheran pada 7 Juni, yang menewaskan 17 orang.
Kelompok jihad ISIS mengaku bertanggung jawab.
Namun pasukan elit Garda Revolusi Iran menuduh Arab Saudi terlibat dalam serangan tersebut.
Menteri Intelijen Iran Mahmoud Alavi juga menyalahkan Riyadh.
“Arab Saudi mensponsori kelompok teroris di Iran,” katanya pada hari Kamis.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif juga menuding Arab Saudi saat berkunjung ke Norwegia pekan ini.
“Kami memiliki informasi intelijen bahwa Arab Saudi terlibat aktif dalam mempromosikan kelompok teroris yang beroperasi di sisi timur Iran di Baluchistan,” kata Zarif.
Insiden ini juga terjadi ketika negara-negara Teluk menghadapi salah satu krisis diplomatik terburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Awal bulan ini, Arab Saudi dan beberapa sekutunya memutuskan hubungan dengan Qatar, menuduh Qatar mendukung kelompok ekstremis, termasuk beberapa yang didukung oleh Iran.
Qatar membantah tuduhan tersebut.
Iran telah mendesak negara-negara tetangganya di Teluk untuk terlibat dalam dialog untuk menyelesaikan perselisihan mereka.
Mereka juga mengirim beberapa pesawat penuh makanan ke Qatar awal bulan ini setelah negara-negara Teluk memutuskan hubungan udara dengan Doha.
Arab Saudi juga telah menutup perbatasan daratnya dengan Qatar, yang sangat bergantung pada impor makanan dan bahan mentah.