
Serangan bom bunuh diri dan senjata Taliban di markas besar polisi di Afghanistan timur menewaskan sedikitnya lima petugas dan melukai 18 lainnya pada hari Minggu, kata pihak berwenang.
Serangan itu – bagian dari serangan habis-habisan Taliban selama bulan suci Ramadhan – dilancarkan pada pukul 6 pagi dan masih berlangsung lebih dari enam jam kemudian, kata komandan polisi regional Asadullah Shirzad.
Selain korban tewas, sembilan petugas polisi dan sembilan warga sipil terluka, katanya.
Serangan itu melibatkan setidaknya lima anggota Taliban, salah satunya meledakkan dirinya di pintu masuk kompleks di kota Gardez untuk membuka jalan bagi yang lain.
Salah satunya masih bertahan lebih dari enam jam kemudian, kata Shirzad, yang markasnya di pusat kota menampung polisi reguler dan pasukan polisi khusus.
Penjelasannya mengenai serangan tersebut menunjukkan serangan yang telah dipersiapkan dengan baik dan terkoordinasi.
“Seorang (penyerang) meledakkan kendaraannya di pintu masuk markas dan membuka jalan bagi dua orang lainnya yang melepaskan tembakan ke arah aparat keamanan. Seorang pembom bunuh diri lainnya tewas,” katanya kepada AFP.
Kepala RS Polri, Dr. Shir Mohammad, membenarkan lima kematian tersebut.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengaku bertanggung jawab atas operasi tersebut dalam sebuah pernyataan.
“Sekitar pukul 06.20 pagi tadi, serangan syahid dilakukan mujahidin kita terhadap pangkalan pasukan khusus di Gardez, Paktia,” tulisnya.
“Pertama-tama sebuah bom mobil meledak, lalu mujahidin kami memasuki gedung dan menembaki polisi.”
Sejak melancarkan serangan musim semi pada akhir April, Taliban telah melancarkan serangan mematikan terhadap posisi tentara dan polisi Afghanistan, sehingga menyebabkan puluhan orang kehilangan nyawa dalam beberapa pekan terakhir.
Sekitar enam puluh tentara tewas di pangkalan mereka sekitar akhir bulan Mei, sebagian besar pada malam hari, di provinsi selatan Kandahar saja.
Para pemberontak juga menargetkan koalisi internasional yang mendukung pasukan Afghanistan.
Tujuh tentara Amerika terluka pada hari Sabtu dalam serangan orang dalam yang dilakukan oleh seorang tentara Afghanistan yang mengarahkan senjatanya kepada instruktur dan penasihatnya.
Taliban tidak secara langsung mengklaim serangan itu tetapi menggambarkan tentara yang terbunuh itu sebagai seorang “patriot”.
Pada tanggal 11 Juni, para pemberontak mengaku bertanggung jawab atas serangan serupa di mana seorang tentara Afghanistan membunuh tiga tentara Amerika dan melukai yang keempat di provinsi timur Nangarhar.
Pentagon akan mengumumkan bahwa mereka akan mengirim 4.000 tentara AS lagi ke negara tersebut untuk melawan pemberontak yang semakin agresif.
Pasukan AS di Afghanistan saat ini berjumlah sekitar 8.400 orang, dan 5.000 lainnya berasal dari sekutu NATO. Mereka terutama bertugas dalam kapasitas pelatihan dan pemberian nasihat.