
Warga Iran berjalan di dekat papan reklame dengan potret mendiang Ayatollah Ruhollah Khomeini (kanan) dan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei di Teheran pada 8 Juni 2017, satu hari setelah dua serangan di ibu kota. Iran mengatakan lima warga Iran yang membunuh 17 orang dalam dua serangan di Teheran adalah anggota ISIS yang berbasis di markas mereka di Irak dan Suriah. Serangan tanggal 7 Juni di kompleks parlemen Teheran dan tempat suci pemimpin revolusioner Ayatollah Ruhollah Khomeini melukai lebih dari 50 orang dan merupakan serangan pertama yang diklaim dilakukan ISIS di Iran./AFP PHOTO / ATTA KENARE
Serangan di Teheran minggu ini hanya akan “memperkuat kebencian” terhadap Amerika Serikat dan Arab Saudi, kata pemimpin tertinggi Iran pada hari Jumat di sebuah pemakaman bagi mereka yang terbunuh.
“Tindakan seperti itu tidak akan berdampak apa-apa selain memperkuat kebencian terhadap pemerintah AS dan agen-agennya di kawasan, seperti (pemerintah) Saudi,” kata Ayatollah Ali Khamenei dalam pesan belasungkawa kepada keluarga korban tewas.
Serangan hari Rabu terhadap kompleks parlemen Teheran dan tempat suci pemimpin revolusioner Ayatollah Ruhollah Khomeini menewaskan 17 orang dan melukai lebih dari 50 orang.
Ini adalah serangan pertama di Iran yang diklaim dilakukan oleh kelompok ISIS.
Pemakaman korban pembunuhan dimulai di Teheran pada Jumat pagi dengan upacara di parlemen, yang dihadiri oleh Presiden Hassan Rouhani.
Ketua Parlemen Ali Larijani juga menyerang Amerika Serikat dan Arab Saudi, yang disebutnya sebagai “negara kesukuan yang sangat jauh dari demokrasi.”
Dalam pidatonya pada upacara tersebut, Larijani mengutuk sanksi AS terhadap Iran atas program rudal balistiknya.
Amerika Serikat “mengetahui bahwa Garda Revolusi dan Pasukan Quds merupakan kekuatan regional yang paling penting dalam memerangi teroris,” katanya.
Penerapan sanksi semacam itu “menunjukkan keberpihakan mereka pada teroris di wilayah tersebut,” kata juru bicara tersebut, yang merupakan seorang konservatif moderat.
Setelah salat, prosesi akan meninggalkan Universitas Teheran menuju pemakaman Behesht-e-Zahra, dekat makam Khomeini 13 kilometer (delapan mil) selatan ibu kota Iran.
Kementerian intelijen mengatakan serangan itu dilakukan oleh lima pria Iran yang bergabung dengan ISIS dan melakukan perjalanan ke markas mereka di Irak dan Suriah sebelum kembali ke negara mereka.
Garda Revolusi elit Iran menuduh saingan regionalnya, Arab Saudi, terlibat dalam serangan tersebut.
Namun Menteri Intelijen Mahmoud Alavi mengatakan “kita masih belum bisa menilai bahwa Arab Saudi punya peran dalam insiden teroris ini”.