
Oleh Adnan Tudunwada
Kontroversi ada di balik proses penerimaan Rochas Okorocha Foundation College di Kano, dengan hanya 17 penduduk asli negara bagian yang diterima dari 150 calon siswa yang lulus ujian masuk sekolah tersebut.
Berdasarkan pedoman penerimaan sekolah, penduduk asli suatu negara bagian, tempat cabang sekolah tersebut berada, memiliki kuota penerimaan hingga 80 persen pada setiap tahun ajaran, namun jumlah siswa yang diterima pada tahun ini masih sangat jauh. dari itu. .
Temuan menunjukkan bahwa 750 calon siswa mengikuti ujian masuk umum 8 Julihasilnya menunjukkan 150 siswa berhasil.
Seorang siswa lama sekolah tersebut dan anggota Asosiasi Pelajar Lama Rochas Foundation College di Kano, Mubarak Auwal mengatakan kepada reporter kami bahwa “Ini melanggar pedoman, mereka menolak orang-orang kami masuk meskipun mereka telah lulus ujian; mereka gagal dengan sengaja.
“Pendirinya, Yang Mulia Rochas Okorocha tidak sadar, dia harus datang membantu kami, saya yakin dia tidak menyadari ketidakadilan ini.
“Sekolah ini di Kano, hak kami mendapat slot 80% karena letaknya di Kano, itu sesuai pedoman. Ada bias dalam penilaian ujian,” tambahnya.
Saat ditanya mengenai hal tersebut, rektor perguruan tinggi tersebut, Yakubu Haruna, membantah semua tuduhan tersebut dan mengatakan penerimaan tersebut didasarkan pada prestasi.
“Pengakuannya didasarkan pada prestasi; sekolah ini diperuntukkan bagi anak-anak masyarakat miskin, rentan. Satu siswa per keluarga, namun sangat disayangkan bahwa beberapa orang yang cukup mampu secara finansial meminta anak-anak mereka untuk diterima.
“Kami mematuhi standar akademik yang baik. Saya seorang utusan, saya tidak menandai ujian atau staf saya di sini. Ujian ditandai di Owerri. Mereka hanya mengirimkan daftar siswa yang berhasil saja,” kata Pak Haruna.
Ketika dimintai komentar mengenai masalah 80% slot yang dialokasikan untuk komunitas tuan rumah, Bapak Haruna mengatakan: “Ya, ada pedoman ini, tetapi ketika masyarakat adat gagal dalam ujian, kami kantor pusat di Owerri tidak punya pilihan selain tidak mengakuinya. . -asli.
“Orang yang mengadu adalah orang yang sama yang menyekolahkan anaknya untuk ujian. Kami sangat serius dalam memastikan standar akademik yang baik dan menjaga reputasi baik pendiri kami Rochas Okorocha.
“Kami memaksa siswa untuk mengikuti ujian, mengulang kelas dan mengundurkan diri karena alasan akademik. Inilah sebabnya mengapa siswa kami lulus dengan gemilang. Kami memastikan bahwa pengakuan itu pantas,” tambahnya
Bapak Okorocha mendirikan Rochas Foundation College, Kano pada tahun 2004 dengan tujuan menerima anak-anak kurang mampu yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikan mereka.