
Presiden Muhammadu Buhari pada hari Selasa di New York memuji Kerajaan Hashemite Yordania karena menyumbangkan perangkat kerasnya untuk mendukung kampanye Nigeria melawan terorisme dan pemberontakan.
Hal itu diungkapkan Penasihat Khusus Presiden Bidang Media dan Publisitas Femi Adesina dalam keterangannya di Abuja, Rabu.
Dia mengatakan Buhari menyampaikan pujian tersebut dalam pertemuan bilateral dengan Raja Abdullah II dari Yordania di sela-sela sidang Majelis Umum PBB ke-72 yang sedang berlangsung.
Adesina mengatakan presiden senang dengan janji pemerintah Yordania untuk memasok lebih banyak helikopter ke Nigeria.
Ia mengutip Buhari yang mengatakan bahwa “sumbangan yang sangat mahal berupa sekitar 200 kendaraan tempur lapis baja mencerminkan kepedulian yang tulus terhadap situasi keamanan Nigeria dan niat baik yang tulus terhadap negara sahabat.”
Ajudan presiden mengatakan Buhari juga meyakinkan raja Nigeria tentang komitmen terhadap usulan proses Aqaba dengan negara-negara di kawasan.
Aqaba adalah satu-satunya kota pesisir di Yordania dan kota terbesar dan terpadat di Teluk Aqaba
“Nigeria siap memainkan peran utama dalam menyatukan negara-negara di sub-kawasan Afrika Barat ke dalam pengaturan keamanan kolektif ini,” kata Buhari dalam pernyataannya.
Dia mengatakan presiden berjanji akan melanjutkan keinginan Nigeria untuk memperkuat hubungan bilateral dengan Kerajaan Hashemite Yordania.
Raja Yordania sebelumnya telah memberi tahu Buhari bahwa pemerintahannya sedang dalam proses membuka kedutaan besar di Abuja dalam beberapa bulan ke depan.
Oleh karena itu, ia menyampaikan penghargaan atas dukungan yang diberikan pemerintah Nigeria kepada negaranya dalam hal ini.
Dia mengatakan kepada Buhari bahwa Penasihat Keamanan Nasionalnya, NSA, akan segera membahas rincian proses Aqaba dengan mitranya dari Nigeria.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, yang merupakan pertemuan ketiga sejak dimulainya pemerintahan saat ini, Presiden didampingi oleh Menteri Luar Negeri Geoffrey Onyeama dan NSA Babagana Monguno.
Wakil Tetap Nigeria untuk PBB, Tijjani Bande, juga menghadiri pertemuan tersebut.
Pernyataan tersebut mengingatkan bahwa tak lama setelah Presiden Buhari mengambil alih kekuasaan pada tahun 2015, Raja Yordania mengulurkan tangan persahabatan, kerja sama, dan dukungannya kepada Nigeria dalam perjuangannya melawan terorisme dan pemberontakan.
Hal ini menyebabkan NSA melakukan dua kunjungan ke Yordania untuk menindaklanjuti masalah yang sebelumnya dibahas dengan Raja, dan sumbangan perangkat keras militer serta janji dukungan lebih lanjut.
Tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan operasional Nigeria dalam memerangi terorisme baik di dalam negeri maupun di Lembah Chad.
Situasi keamanan di Nigeria mempengaruhi negara tetangganya, Kamerun, Chad dan Niger dimana Satuan Tugas Gabungan Multinasional memerangi pemberontak dan teroris Boko Haram.
Perjalanan kedua NSA ke Yordania atas undangan Raja pada bulan Januari 2016 untuk menghadiri Proses Aqaba ke-3 juga menghasilkan komitmen baru antara kedua negara untuk mempertimbangkan tindakan multilateral guna menghadapi ancaman terorisme.
Kerajaan Yordania memiliki perjanjian Aqaba yang serupa dengan negara-negara Afrika Timur yang memerangi ancaman teroris yang berkepanjangan.
Nigeria telah setuju untuk bekerja sama dengan negara-negara di kawasan dalam perjanjian serupa dengan Yordania.
“Diperkirakan proses Aqaba pertama untuk Nigeria dan negara-negara serupa di sub-kawasan Yordania akan diadakan pada akhir November atau awal Desember 2017,” kata pernyataan itu.
DI DALAM