
Foto bertanggal 16 September 2017 ini menunjukkan seorang dokter dari Asosiasi Kesejahteraan Bengali yang menjalankan klinik medis untuk pengungsi Rohingya di kamp pengungsi Jalpatoli di tanah tak bertuan antara Myanmar dan Bangladesh, dekat desa Gumdhum di Ukhia. Lebih dari 400.000 Muslim Rohingya kini telah tiba di Bangladesh selatan untuk mencari perlindungan dari kekerasan yang menurut PBB kemungkinan besar merupakan pembersihan etnis. Namun tidak seperti mereka yang datang sekarang, ribuan warga Rohingya yang melarikan diri pada awal krisis yang terjadi bulan lalu pada awalnya dilarang memasuki Bangladesh. Karena terlalu takut untuk kembali ke Myanmar, mereka mendirikan kemah di wilayah kecil tak bertuan tempat mereka tinggal sejak saat itu, menunggu dunia memaksa negara yang mereka sebut sebagai rumah untuk menerima mereka kembali. DOMINIK FAGET / AFP
Sekitar 600.000 anak-anak Rohingya bisa mengungsi ke Bangladesh pada akhir tahun ini, sebuah kelompok bantuan mengatakan pada hari Minggu, menggarisbawahi skala krisis kemanusiaan yang dipicu oleh kekerasan di negara bagian Rakhine, Myanmar.
Lebih dari 400.000 Muslim Rohingya kini telah tiba di Bangladesh dari tanah air mereka yang mayoritas penduduknya beragama Buddha untuk menghindari kekerasan yang menurut PBB dapat menyebabkan pembersihan etnis.
Menurut PBB, lebih dari separuh pengungsi adalah anak-anak, dan lebih dari 1.100 orang tiba sendirian setelah berhari-hari berjalan di sepanjang jalan berlumpur dan perbukitan.
“Jumlah tersebut bisa meningkat menjadi lebih dari satu juta pada akhir tahun ini jika gelombang pengungsi terus berlanjut, termasuk sekitar 600.000 anak-anak, menurut badan-badan PBB,” kata Mark Pierce, kepala badan amal Save the Children di Bangladesh.
PBB juga mengatakan ada kemungkinan bahwa sekitar 1,1 juta warga Rohingya akan meninggalkan Rakhine.
Bangladesh dan lembaga-lembaga bantuan sedang berjuang untuk mengatasi pendatang baru yang bersembunyi di sepanjang jalan, bukit dan ruang terbuka di dekat kamp-kamp yang ada di sekitar Cox’s Bazar, yang berbatasan dengan Myanmar.
Badan-badan bantuan mengatakan ribuan warga Rohingya setengah kelaparan dan keadaan darurat kesehatan yang serius bisa saja terjadi.
Bangladesh mengumumkan akan membangun 14.000 tempat penampungan bagi sekitar 400.000 pengungsi, namun mengatakan pihaknya juga sedang mempersiapkan sebuah pulau terpencil di mana banyak orang dapat dimukimkan kembali.
Pierce mengatakan kelompoknya sangat prihatin dengan anak-anak dan anak yatim piatu yang mengalami trauma dan tiba sendirian di Bangladesh.
“Ini merupakan keprihatinan nyata karena anak-anak ini berada dalam posisi yang sangat rentan, dengan peningkatan risiko eksploitasi dan pelecehan, serta hal-hal seperti perdagangan anak,” katanya.
“Beberapa anak telah melihat kekerasan dan pembunuhan. Ada yang tertembak, ada pula yang melihat rumah mereka dibakar. Beberapa rupanya melihat orang tuanya dibunuh,” katanya.
Badan amal tersebut mengatakan pihaknya berupaya untuk menyediakan ruang aman di kamp-kamp bagi anak-anak yang rentan.
Mereka akan menerima dukungan dan perlindungan 24 jam sementara upaya dilakukan untuk menemukan anggota keluarga, katanya.
Pihak berwenang di Bangladesh mengatakan mereka juga menyiapkan langkah-langkah khusus untuk merawat anak-anak yatim piatu Rohingya.